Menghidupkan Warisan Budaya Ponorogo: Paguyuban Aji Wengker Merevitalisasi Tradisi Jamasan Pusaka dengan Keindahan Kirab dan Larung

Tradisi Jamasan Pusaka di Ponorogo

Dedi
Sabtu, 03 Juni 2023 | 18:16 WIB
Menghidupkan Warisan Budaya Ponorogo: Paguyuban Aji Wengker Merevitalisasi Tradisi Jamasan Pusaka dengan Keindahan Kirab dan Larung
Paguyuban aji wengker gelar tradisi jamasan pusaka, diiringi kirab dan larung ((ponorogo.suara.com/dedy.s))

Suara Ponorogo - Nguri-nguri budaya leluhur adalah tujuan paguyuban pelestari pusaka dan budaya peninggalan leluhur yang tergabung dalam Aji Wengker di Ponorogo. Mereka mengadakan tradisi jamasan pusaka yang tidak hanya berupa ritual pencucian, tetapi juga kirab dan larung sesaji sebagai doa untuk bangsa.

Biasanya, jamasan pusaka dilakukan pada tahun baru Islam atau bulan Suro, namun berbeda dengan paguyuban pelestari pusaka dan budaya peninggalan leluhur yang tergabung dalam Aji Wengker di Ponorogo.

Sabtu (3/6/23), 54 pecinta budaya dan pusaka peninggalan leluhur ini mencuci atau melakukan jamasan pusaka, seperti keris yang telah berusia ratusan tahun. Bahkan prosesi jamasan pusaka ini sangat sakral, sebagaimana jamasan pusaka pada bulan Suro. Mereka bahkan menggunakan air dari 7 mata air dan 7 macam bunga.

Selain itu, dalam prosesi ini, seluruh petugas jamasan pusaka dan warga yang berada di lokasi dilarang berbicara selama prosesi berlangsung.
Ketua Aji Wengker Ponorogo, Titis Mursito, mengungkapkan bahwa mereka sengaja menggelar jamasan pusaka pada wuku Tumpak Landep atau otonan besi, yaitu penanggalan Jawa yang terjadi setiap 210 hari sekali.

Baca Juga:Jessica Iskandar Tulis Surat ke Presiden Jokowi: Saya Harap Bapak Bisa Bantu Korban Penipuan Seperti Saya

"kegiatan ini adalah tradisi Jawa yang sudah dilakukan sebelum era Sultan Agung" ungkapnya

Tradisi jamasan pusaka di wuku Tumpak Landep dan wuku Galungan telah ada sejak zaman nenek moyang, bahkan sebelum era Sultan Agung Mataram. Namun, setelah era Sultan Agung Mataram, jamasan pusaka sering dilakukan pada tahun baru Islam atau bulan Suro.

Prosesi jamasan pusaka pada hari ini sebenarnya merupakan tradisi Jawa sebelum era Sultan Agung. Kami berusaha membangkitkan kembali dan menggali tradisi yang telah hilang agar tetap menjadi tradisi yang hidup.

Tidak hanya menggelar jamasan pusaka, paguyuban Aji Wengker juga mengadakan ritual kirab dan larung tumpeng di sungai Sekayu. Mereka berharap dengan menggelar tradisi ini, bangsa Indonesia terus diberkahi dengan kemakmuran dan terhindar dari malapetaka.
 

Baca Juga:Dua Tahun Berturut-turut, Pebalap Formula E Jagoan Anies Gagal Finis di Jakarta

REKOMENDASI

BERITA TERKAIT

Sosial Budaya

Terkini

Tampilkan lebih banyak