Suara Ponorogo - Bencana tanah gerak yang terjadi di Dusun Nguncup Desa Bekiring Kecamatan Pulung Ponorogo bukanlah sekali ini saja. Pada tahun 2018, tragedi serupa telah menimpa warga.
Sebanyak 11 kepala keluarga (KK) terpaksa harus melakukan relokasi mandiri, dipaksa meninggalkan rumah yang mereka cintai, karena terdampak oleh malapetaka tanah gerak. Mereka tak ingin menjadi korban tanah longsor yang dapat merenggut nyawa orang-orang terkasih di Bekiring.
Kepala Desa Bekiring, Agus Santoso, dengan berat hati mengungkapkan, "Tanah gerak juga sudah pernah terjadi pada tahun 2018. Saat itu, 11 KK terpaksa harus melakukan relokasi mandiri." Ucapan itu tergores di dalam berita yang ditulis pada Kamis (01/06/2023).
Waktu itu, tanpa pilihan lain, 11 KK itu terpaksa merelakan kehidupan yang mereka kenal selama ini. Mereka harus meninggalkan rumah-rumah mereka yang telah menjadi saksi bisu dari kenangan indah dan pahit, karena tanah yang bergoyang menyeret segala yang ada di sekitarnya.
Baca Juga:Cara Sholat Taubat Nasuha yang Benar dan Waktu Terbaik Mengerjakannya
Dalam keadaan terdesak, 11 KK ini pun menjalani perjuangan mencari lahan baru yang bisa memberikan keamanan, di mana mereka bisa mendirikan rumah dan membangun kehidupan dari awal.
Namun, Agus Santoso berusaha menghibur dengan mengatakan, "Relokasi dilakukan dalam satu RT yang masih berdekatan dengan rumah yang terdampak tanah gerak, tapi dianggap relatif aman."
Betapa pahitnya kehidupan bagi mereka yang terpaksa merelakan segalanya demi keselamatan. Meskipun jarak yang terpisah hanya 20 meter dari tanah yang berguncang, para pengungsi ini berjuang untuk tetap bertahan di tempat yang mereka yakini masih aman. Bahkan, dengan penuh kepahitan, lahan yang mereka tempati saat ini sebagai hasil relokasi mandiri, kini menjadi tempat pengungsian bagi mereka yang juga terkena dampak dari malapetaka tanah gerak.
"Areal pengungsian bagi warga yang terdampak tanah gerak saat ini, adalah tempat di mana mereka yang terpaksa melakukan relokasi mandiri pada tahun 2018 kini bertahan," ujarnya
Baca Juga:Juan Sebastian Veron Sebut Kompetisi Harus Bagus Agar Pemain Muda Indonesia Bisa ke Eropa