Ponorogo.suara.com – Puluhan warga terdampak tanah retak di Desa Bekring, Kecamatan Pulung, Ponorogo, Jawa Timur harus hidup dalam kekhawatiran. Pasalnya, hujan dengan intensitas sedang, terus mengguyur kawasan pemukiman yang lahannya sudah mengalami penurunan 50 hingga 3 m dari permukaan bangunan.
Imam Muthakir, (30) warga dukuh Nguncup, Desa Bekiring menjadi salah satu korban. Bangunan permanen yang ia dirikan untuk anak dan istri mengalami keretakan hingga 20cm di bagian lantai dan dinding akibat penurunan tanah.
Akibatnya, petani dukuh Nguncup tersebut, harus sering menambal bangunan rumah dengan material seadanya demi mengurangi rasa was-was yang ia dan istrinya rasakan.
Kepada wartawan, Imam menuturkan, keretakan lahan di sekitar rumahnya memang terjadi sejak tahu 2018 silam, namun kondisi tersebut menjadi lebih parah dalam beberapa hari terakhir akibat hujan dengan intensitas sedang mengguyur desa.
Baca Juga:Kejam! Ingin Nikahi Adik Ipar, Ini Kronologi Suami Racuni Istri hingga Tewas di Lampung
“Kalau malam hujan dan suara tanah terdengar saya lari ke tetangga yang sekiranya aman mas” ungkapnya saat di temui ponorogo.suara.com jejaring media suara.com, sabtu (1/4/23)
Imam menambahkan, meski harus hidup dengan penuh kekhawatiran akan keselamatan keluarganya yang tinggal dibangunan rusak, ia hanya bisa pasrah karena tidak memiliki kemampuan untuk menyiapkan bangunan layak huni untuk istri dan anaknya.
“Takut mas, tapi mau gimana lagi ini, mau pindah kemana, belum ada lokasinya, Harapannya kalau bisa saya mohon semoga ada bantuan bisa menetapkan warga-warga.ke tempat yang lebih aman dan lebih layak Intinya warga gak keberatan kalua harus di relokasi” ungkapnya.
![warga menunjuka bangunan rusak parah akibat tanah gerak [ponorogo.suara.com/dedi.s]](https://media.suara.com/suara-partners/ponorogo/thumbs/1200x675/2023/04/01/1-unadjustednonraw-thumb-25a.jpg)
Sementara itu. Kepala Desa Bengkiring Agus Santoso menjelaskan jumlah bangunan terdampak dan terancam di desa bengkiring mencapai 21 rumah.
“Yang terdampak itu ada 11 rumah yang di dalamnya dan 3 rumah itu terancam di atasnya Selain ada yang di bawah itu sekitar 7 rumah bilama mana itu terjadi, longsor mudah-mudahan tidak Jadi totalnya sekitar berapa? 11 sama 3 berarti 14, 14 sama 7 berarti sekitar 21 ya” terangnya
Baca Juga:Ngeluh Tak Dijamu Owner Resto, Food Vlogger Mgdalenaf Dikritik Cuma Makan Gratis
Agus menambahkan, pihaknya dibantu Aparat terkait sudah memberikan sosialisasi kepada warga untuk segera meninggalkan rumah jika pergerakan tanah mulai dirasakan
“jadi ini mas antisipasi kita sebagai pemerintahdi dalam desa, itu warga masyarakat sudah kita kasih sosialisasi bila mana terjadi gerakan tanah, beliau kita suruh lari ke tempat yang lebih aman bahkan nanti sudah kita siapkan tempat-tempat pengungsian jadi warga nanti kita kumpulkan di sesuatu tempat yang disitu nyaman” ungkapnya.