Ponorogo.suara.com – Tidak terjadinya kesepakatan antara warga dan Pemkab Kabupaten Ponorogo terakait aksi hari senin lalu memaksa warga Mrican, kabupaten Ponorogo melakukan aksi serius dengan memblokade akses pintu masuk menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang ada desa tersebut dengan batu besar.
Dalam pandangan ponorogo.suara.com selasa (21/3/23), tidak hanya batu besar, tumpukan sampah juga memenuhi jalan masuk hingga menyebarkan aroma tajam di sekitar jalan
Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Mrican, Ibnu Atoillah mengatakan penutupan ini dilakukan warga sejak pukul 3 dini hari.
“Ini adalah puncak kekesalan kami. Ketika Pemkab (Pemerintah Kabupaten) Ponorogo berjanji akan membangun IPAL (instalasi pengolahan air limbah). Nyatanya sudah setahun, janji tinggal janji,” ujar salah satu warga Desa Mrican, Ibnu Atoillah, Selasa pagi.
ia menambakan, dampak dari overload TPA Mrican dirasakan warga seperti dampak Kesehatan, yakni banyak warga yang gatal-gatal, belum lagi pertanian yang lahannya tercemar, tanaman rusak hingga gagal panen, terangnya.
Baca Juga:Timnas Italia Minus Federico Chiesa dan Federico Dimarco di Pembukaan Kualifikasi Euro 2024
Sementara, Kades Mrican Adi Purnomo Sidik mengungkapkan pemblokiran jalan ini dilakukan warga setelah aksi kemarin di Gedung DPRD dan Pemkab Ponorogo tidak menemui hasil atau kesepakatan.
Karena tidak ketemu kesepakatan, akhirnya pintu masuk di blokase mulai dinihari tadi” ungkapnya kepada media.
Saat ini, menurut Sidik, kondisi sampah di TPA Mrican sudah overload. Pun juga dampak air lindi atau limbah sampah pun ke air tanah warga. Tentunya bakal menjadi sumber penyakit bagi warga sekitar.