ponorogo.suara.com – puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Mrican mengelar aksi unjuk rasa di halaman Kantor DPRD dan Kantor Pemkab Ponorogo yang menuntut penyelesaian masalah smapah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Mrican Kecamatan Jenangan
Dalam aksinya, masa membawa ban bekas dan membakarnya di depan halaman kantor pemkab Ponorogo. Tidak hanya itu, kericuhan nyaris terjadi saat demonstran dan aparat kepolisian yang melakukan pengamanan terlibat saling dorong.
Beruntung, aparat kepolisian tidak terpancing aksi demonstran hingga bentrokan bisa dihindari.
Aksi yang kesekian kali dilakukan PMII dan gapoktan mrican ini terjad karena tidak adanya penyelesaian masalah sampah di TPA Mrican yang mencemari lingkungan dan areal persawahan warga
Baca Juga:Legenda Basket Indonesia Dorong Kota Solo Lahirkan Bintang Baru dan Jadi Andalan Timnas
Menurut demonstran, warga mrican sudah menunggu janji DPRD dan pemkab 11 bulan lamanya terkait penyelesaian persoalan TPA. namun hingga saat ini, janji tersebut tidak kunjung ditepati.
"Sudah 11 bulan kami menunggu, tapi tidak ada solusi yang dilakulan. TPA masih mencemari sawah dan lingkungan warga," ujar Agus Mujriyanto, Ketua PMII Cabang Ponorogo, senin (20/3/23)
Dalam aksi, warga juga mengancam akan memblokade truk sampah masuk mrican jika penyelesaian tidak di segerakan Pemkab.
" Karena tidak ada solusi yang jelas, dan hanya perwakilan yang menemui kami, maka mulai besok kami akan memblokade jalan masuk TPA Mrican untuk truk sampah. Ya Dilarang masuk sampai April," pungkasnya.
![mahasiswa bentangkan spanduk saat orasi [ponorogo.suara.com/dedi.s]](https://media.suara.com/suara-partners/ponorogo/thumbs/1200x675/2023/03/20/1-unadjustednonraw-thumb-112.jpg)
Sementara itu kordinator Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Mrican, Sumitro mengaku dampak lingkungan yang disebabkan oleh TPA mrican sangat menganggu warga. Selain menyebabkan bau yang tidak sedap, aliran air dari TPA juga merusak tanaman hingga membuat petani merugi.
Baca Juga:Rafael Alun Dikabarkan Kabur, KPK: Kami Imbau Tidak Lari, Hadapi Saja!
" Sampah di TPA Mrican itu sudah menggunung. Baunya menyengat hingga ke desa kami. Air limbahnya merusak tanaman. Tanaman itu subur tapi gabuk tidak ada isinya," akunya.